Daftar Blog Saya

Selasa, 15 Februari 2011

Mulud`an



Hari ini 15-20 tahun yang lalu, malam ini adalah malam yang selalu kunanti pada saat itu. Di Desaku Kunir malam muludan selalu dirayakan dengan sangat meriah. Muludan sendiri adalah acara menyambut hari lahirnya Nabi muhammad SAW. Di Desaku perayaan muludan dilakukan dengan semarak, pada kelompok bertetangga (klo sekarang disebut RW) dilakukan acara shalawat nabi di salah satu Rumah warga yang dihormati dan kebetulan Rumah Kakek Nenekku selalu menjadi tempat berkumpulnya warga untuk shalawatan dan kenduri.
Saat berkumpul untuk shalawatan itulah warga yang datang selalu membawa penganan yang berisi nasi putih/kuning dengan jajanan yang meriah serta buah-buahan. Makanan dan buah-buahan tersebut diletakkan di atas ancak (wadah seperti loyang yang terbuat dari tulang daun pisang) dan disebut berkatan. Berkatan yang dibawa warga tersebut dikumpulkan jadi satu ditengah tengah kerumunan warga yang datang shalawatan termasuk juga aku.

Yang menyenangkan juga adalah saat warga datang ke tempat shlawatan (halaman rumah kakek/nenekku) selain membawa berkatan mereka juga memasukkan uang receh ke dalam baskom berisi air bunga yang sudah disiapkan oleh kakek dan yang paling ditunggu adalah saat acara shalawatan selesai, nenek akan membagi uang receh yang terkumpul di dalam baskom ke cucu cucunya.
Selesai shalawatan berkatan yang dikumpulkan ditengah tengah warga yang berkumpul akan diacak dan dibagikan lagi pada warga yang pada saat datang juga membawa berkatan, begitupun juga aku. Begitu gembirannya aku saat itu, selain membawa pulang uang recehan (saat itu uang seratus rupiah sangat berarti bagi kami wlopun hanya untuk jajan) kami juga bawa pulang berkatan hasil karya orang lain. Kadang dapat berkatan yang warna warni dengan bendera-bendera kecil yang tertancap di ancak terkadang pula dapat berkatan yang isinya kue semua, warna warni kreasi berkatan inilah wujud dari warna-warni model warga masyarakat yang ada di Desa Kunir. Saat itu yang ada dibenakku, malam muludan adalah malam makan-makan, tukar menukar berkatan, dan pembagian uang receh. Namun saat ini kusadari lebih dari itu dalam acara muludan itu ada makna terdalam rasa syukur kami sebagai seorang muslim atas kehadiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai pemberi petunjuk jalan yang haq rahmatan lil alamin (rahmat sekalian alam). Disisi lain berkumpulnya warga menjadi sarana silaturahmi untuk menjalin ukhuwah dan ikut merasakan atas perbedaan nasib dari warga yang ada di sana, betapa tidak, warga dengan ekonomi lemahpun tetap berupaya untuk mebawa berkatan wlo dengan ala kadarnya. Dan kebetulan keluargaku termasuk dalam perekonomian yang cukup sehingga berkatan yang dibuat pun lebih spesial dan disinilah nilainya. Orang yang biasanya jarang menikmati makanan yang enak-enak akan punya kesempatan untuk mendapatkan berkatan yang berisi makanan enak-enak yang dibawa oleh warga yang berkecukupan.
Hari ini ketika angan melayang ke masa itu, hati ini ingin menangis karena rindu, rindu dengan suasana malam muludan dan rindu dengan kehangatan silaturahmi. Hari ini ketika malam muludan kulalui di Kota Surabaya, hingar bingar dan kehangatan malam muludan yang kurasai saat aku masih kecil tidak bisa lagi aku nikmati lagi. Benar benar kangen........ dan aku kangen sama kedua orang tuaku yang saat ini mungkin hanya berdua saja di rumah karena anak-anaknya semua merantau, masih teringat lagi saat muludan tiba kami bertiga anak-anak dari Bapak Ibuku selalu berkumpul di rumah dan semuanya membawa berkatan sendiri-sendiri untuk dibawa ke tempat shalawatan.
Hari ini di kota Surabaya yang panas ini, semua itu tak kudapatkan acara maulid Nabi saat ini kalah hingar bingarnya dengan hiruk pikuk hari valentin atau orang bilang hari kasih sayang. Hari valentin sendiri ndak jelas asal-usulnya (karena banyak versi) dan aku gak mau memperdebatkan asal usul hari valentine ini. Bagi saya karena MUI sendiri memfatwakan bahwa merayakan hari valentine adalah haram hukumnya maka saya memilih tidak akan merayakan hari gak jelas ini, pun bagi saya hari kasih sayang tidak perlu diperingati pada hari tertentu karena kasih sayang itu sendiri harus selalu ada pada diri kita tiap detiknya. Tetapi aneh juga sih klo liat berita di tv tv, semua terlihat hingar bingar merayakan hari valentin pun begitu dengan beberapa umat islam di dalamnya. Sungguh benar-benar saat ini akidah agama tidak lagi di hiraukan,  fatwa ulama tidak lagi menjadi batasan. Apakah memang sungguh  sudah luntur nilai-nilai religi pada umat ini? Ya Alloh berikanlah Hidayah pada kami....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar