Diawali ketika mbak iparku mengeluarkan sepeda motor dari garasi untuk beli mocacino, pangeran kecilku langsung nangkring di atas sepeda motor itu dan minta ikut. Padahal saat itu sudah malam dan kondisi pangeran kecilku juga sudah dalam keadaan ngantuk karena habis bepergian dan buka di Hokben MOG. Istriku tercinta karena begitu sayangnya pada pangeran kecilku langsung saja melarang, tapi yang namanya anak kecil kalau sudah maunya begitu ya ndak bisa dilarang. Istriku memanggil aku minta bantuan untuk melarang pangeran kecilku supaya tidak jadi ikut, saat itu aku lg di dalam kamar dan gak begitu mendengar panggilan istriku. Mungkin karena dibujuk pelan-pelan gak bisa, so pada akhirnya istriku melarang pangeran kecilku agar tidak ikut tanntenya dengan gerakan agak kasar (mengangkat dan memasukkan pangeran kecil ke dalam rumah dengan cara paksa). Nah pada saat inilah "tragedi" mulai berlangsung. Dalam rumah itu ada kedua mertuaku, adik iparku dan mbok`e (prt). Pangeran kecilku saat dimasukkan sama istriku ke dalam rumah menangis gere2 (jawa:menangis dg memberontak), dan istriku sekali lg memberi pengertian pada pangeran kecilku dengan intonasi tinggi. Adik iparku yg berada di situ mungkin karena merasa kasihan akhirnya berupaya untuk menghalangi istriku dalam memberi pengertian dengan alasan bahwa yg dilakukan oleh istriku terlalu kasar dan lain sebagainya. Mendengar kericuhan yg terjadi aku segera keluar kamar dan langsung saja meminta adik iparku untuk tidak ikut campur dengan apa yg dilakukan istriku dan tidak kelihatan membela pangeran kecilku. Merasa upaya membela pangeran kecilku tidak berhasil, adik iparku memanggil mbok`e (mbok`e drumah itu adlh org penting krn yg mengasuh ke 3 org anak dr mertuaku & anak yg plg dekat dg mbok`e bahkan mungkin bisa dkatakan lbih dkat dbandingkan dg ortu nya sndiri adlh adik iparku ini). Mendengar panggilan adik iparku mbok`e mendekat dan juga mencoba untuk menghentikan apa yg dilakukan oleh istriku. Sama seperti yg aku lakukan pada adik iparku, sebelum mbok`e bertindak banyak aku langsung meminta mbok`e utk tdk ikut campur dan memberi isyarat dg tangan utk meninggalkan ruangan. Pada saat itu jg pangeran kecilku lsg di gendong dan dibawa ke kamar oleh istriku dan aku ikut masuk ke dalam kamar jg. Pintu kamar kami tutup dan kunci dr dalam dan di dalam kamar itulah kemudian kami berdua melakukan cooling down thd pangeran kecilku. Dengan berkata-kata lembut, berdialog,memberi pengertian disertai dengan usapan2 sayang, dg sndirinya kemarahan pangeran kecilku reda dan dengan sedikit usaha utk mengajak bercanda akhirnya pangeran kecilku bisa tertawa.
Dalam masalah ini kami punya pendirian bahwa:
- Pada sekali waktu seorang anak hrs diberikan sebuah aturan dan ketegasan, dan aturan itu harus ditaati secara disiplin, ketegasan dimaksudkan bahwa tidak semua hal yg diinginkan oleh anak kita berikan hanya karena kita iba pd tangisan anak tersebut, krn kalau yang terjadi demikian maka anak kita akan menjadi anak yg manja.
- Pada saat orang tua memberikan arahan mengenai aturan, jangan sampai ada orang lain menyalahkan dan atau membela anak (dengan dalih kasihan) pada saat proses itu berlangsung karena hal ini akan menurunkan nilai tawar ortu pada anak dan Si anak akan selalu mencari pembenaran pd org lain apabila dia melakukan pelanggaran.