![]() |
Garuda Di Dadaku!"Dewasalah" Indonesiaku!!! |
Negara Indonesia ini ternyata juga menyimpan banyak orang-orang pintar, pintar mengambil kesempatan tentunya. Para politikus dan pengagum politik pencitraan pun tidak mau hilang kesempatan dalam momentum yang tepat. Dengan sedikit pendekatan dan tentunya juga pasti "uang" maka pengurus PSSI yang katanya taunya hanya uang (mestinya berkeahlian di Bidang Pengembangan Persepakbolaan Nasional) harus tunduk untuk mengikuti keinginan para politisi-politis ini. Apa yang menjadi skema pembangunan profesionalitas sepakbola yang digadang-gadang oleh sang pelatih (Alfred Riedl) langsung terkontaminasi dan terkooptasi oleh Kepentingan-kepentingan politis. Kemampuan teknis pun akhirnya terabaikan dan puncaknya saat pertandingan Leg I Final Piala AFF, Timnas Indonesia dipecundangi oleh Timnas Malaysia 3:0 tanpa balas.
Tampaknya Kita Ini Sudah Terbiasa Dengan Budaya Kambing Hitam.Timnas Kalah Yang Dikambinghitamkan Hal Non Teknisnya. Padahal Kalau Dibandingkan Dari Segi Regenerasi, Malaysia Lebih Menunjukkan Sistem & Manajemen Pengembangan Regenerasi Yang Bagus (tanpa naturalisasi).Hari Ini Mungkin Indonesia Mampu Memenangi Leg II Tapi Tidak Mampu Memenangi Piala AFF.Sudah Saatnya Indonesia Fokus Terhadap Pembangunan & Pengembangan Persepakbolaan Nasional Dengan Lebih Tertata Tanpa Dicampuri Unsur Kepentingan dan Politik.Garuda Di dadaku! Dewasalah Indonesiaku!!!
bener bener belahan dada, maksudku garuda didada
BalasHapus